Senin, 13 Juni 2016

Konsep Dasar Bimbingan Konseling Islam


Fauziah Siregar   
33.13.1.117
 UIN Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam mengarahkan dan  membimbing manusia ke jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah.
Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan kapasitasnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian, tujuan, dan fungsi bimbingan menurut islam ?
2.      Bagaimana landasan bimbingan dan konseling islam?

C.     Tujuan masalah
1.      Mengetahui pengertian, tujuan, dan fungsi bimbingan dan konseling menurtu islam.
2.      Mengetahui landasan bimbingan dan konseling islam.









BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING ISLAM

1.      Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Menurut Islam
A.    Pengertian Bimbingan Menurut Islam
1). Pengertian Bimbingan Menurut Islam
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemah dari bahasa Inggris “guidance”, Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk masdar (kata benda) yang berasal dari kata kerja “ to guide” artinya menunjukan kata,  membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.[1] Jadi, kata “guidance” berarti pemberian petunjuk; pemberian bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.
Secara singkat bimbingan menurut islam dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat”. Dengan demikian bimbingan dalam islam merupakan proses pemberian bantuan sebagaimana kegiatan bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan ajaran Islam, yakni Alquran dan sunnah Rasul.
Dapat juga disimpulkan bahwa bimbingan dalam islam merupakan proses pemberian bantuan, artinya bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan , melainkan sekedar membantu individu. Individu dibantu , dibimbing, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan keetentuan dan petunjuk allah, maksudnya sebagai berikut :
a.   Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang ditentukan Allah (sesuai dengan sunnahnya ) sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk allah.
b. Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui RasulNya (ajaran Islam).
c.   Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksitensi diri sebagai makhlu Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya (mengabdi seluas-luasnya)
d.   dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk allah yang demikian itu, berarti yang bersangkutan dalam hidupnya akan berperilaku yang tidak keluar dari ketentuan dan petunjuk Allah, dengan hidup serupa itu, maka akan tercapai kehidupan yang bahagia didunia dan akhirat.

2). Tujuan Bimbingan Menurut Islam
Secara singkat tujuan bimbingan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Tujuan Umum
Membantu individu meewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.
b. Tujuan Khusus
1. Membantu individu agar tidak menghadapai masalah
2.    Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
3.   Membantu indvidu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
3). Fungsi Bimbingan Menurut Islam
Fungsi dan kegiatan Bimbingan dan Konseling Islami:
Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimingan dan konseling islami tersebut diatas , dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling Islami sebagai berikut:
a. Fungsi preventif yaitu ; membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah dalam dirinya.
b. Fungsi kuratif atau korektif; membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.
c. Fungsi persuasive ; membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama.
d. Fungsi developmental atau pengembangan ; membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjaga lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi penyebab munculnya masalah baginya.
Untuk mencapai tujuan itu sejalan dengan fungsi bimbingan dan konseling Islami tersebut melakukan kegiatan yang dalam garis besarnya sebagai berikut :
a. Membantu individu mengetahiu, mengenal danmemahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya atau memahami kembali keadaan dirinya , sebab dalam keadaan tertetentu seorang ndividu tidak mengenali dirinya.
b. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi-segi baik baik buruknya , kekuatan serta kelemahannyasebagai sesuatu yang telah ditakdirkannya tetapi juga menyadari manusia wajib untuk berusaha atau ikhtiar.
c. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapi saat ini, karena kerap kali masalah yang dihadapi individutidak dipahami si individu sendiri.
d. Membantu individu menemukan alternative pemecahan masalah.

               


B.      Pengertian Konseling Menurut Islam
1). Pengertian Konnseling Menurut Islam
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan konseling dengan tujuan agar klien mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, pemecahan masalah yang dialaminya serta mampu mengarahkan dirinya untuk mampu mengembangkan potensi ke arah perkembangan yang lebih optimal sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 
Konseling menurut Islam merupakan bantuan yang diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan dengan tujuan agar orang yang dibantu mampu mengatasi masalahnya sendiri. Pengertian konseling Islam ini senada dengan konsep utama pendekatan konseling client centered yang menaruh kepercayaan bahwa klien memiliki kesanggupan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Konseling Islam juga dapat diartikan sebagai usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok yang mengalami kesulitan dan masalah, baik lahiriah maupun bathiniah yang menyangkut kehidupannya, terutama dalam kehidupan keberagamaan di masa kini dan masa yang akan datang, agar menjadi manusia mandiri dan dewasa dalam hidup, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan nilai-nilai iman dan ketaqwaan Islam.[2] 

2). Tujuan Konnseling Menurut Islam
A. Badawi merumuskan tujuan konseling islam dalam empat poin, diantaranya :
a.       Agar manusia dapat berkembang secara serasi dan optimal unsur raga dan rohani serta jiwanya, berdasrkan ajaran islam.
b.      Agar unsur rohani serta jiwa pada individu itu berkembang secara serasi dan optimal.
c.       Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur kedudukan individual dan sosial berdasarkan atas ajaran islam.
d.      Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur manusia sebagai makhluk yang sekarang hidup didunia dan kelak akan hidup di akhirat, berdasarkan atas ajaran islam.[3]

 Sedangkan Zulkifli Akbar mengemukakan bahwa konseling islam bertujuan membantu individu untuk memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya atas petunjuk ajaran islam agar ia dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
  Dari  pemaparan para ahli diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa tujuan konseling islami telah menekankan sisi kehidupan ukhrawi disamping sisi kehidupan duniawi dan telah pula memiliki jangkauan yang jauh.
  Konseling islami ini ditujukan untuk membantu manusia sedapat-dapatnya agar terhindar dari masalah. Andaipun ia harus menghadapi masalah, di harapkan ia dapat menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, sebagai ketetapan dan anugerah Allah. Sesuai dengan dimensi spiritual konseling islami, klien dibantu untuk bersikap tawakkal kepada Allah dengan meyerahkan seluruh permsalahnnya kepada Allah , mohon petunjuk, pertolongan dan ridha-Nya. Klien tersebut harus dapat menjadikan Allah sebagai konselor yang maha agung , sumber memperoleh keberanian dan ketakutan untuk penyelesaian segala macam masalah dan sumber ketenangan hati.
  Konseling islami bertujuan untuk menanamkan kebesaran hati dalam diri klien agar ia benar-benar menyadari bahwa ia telah memiliki kemampuan memecahkan dan menyelesaikan masalah. Ia harus merasakan bahwa kemampuan itu adalah miliknya pribadi dan menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dirinya. Konseling islami ingin mengantarkan klien untuk mampu membina kesehatan mentalnya, agar ia dapat hidup harmonis dalam jalinan hubungan vertikal dengan Allah dan jalinan hubungan horizontal dengan sesama manusia.
 Dengan demikian tujuan konseling islam secara umum adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, dan secara khusus adalah membantu individu agar tidak menghadapi masalah, membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. 


C.      Bimbingan dan Konseling Islam
Dari penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwasannya Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau pitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Apabila internalisasi nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Hadits telah tercapai, dan fitrah agama itu telah berkembang secara optimal, maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari perananya sebagai Khalifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah.[4]
Dengan demikian bimbingan di bidang Agama Islam merupakan kegiatan dari dakwah islam. Karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fid dunya wal akhirah.[5]
Dapat pula kita ketahui bahwasannya tujuan Bimbingan dan Konseling menurut islam antara lainn untuk:
1). Tujuan jangka panjang
Agar fitrah yang dikaruniakan Allah kapada indivdu bisa berkembang dan berfungsi baik, sehingga menjadi pribadi kaffah, dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari – hari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hokum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2). Tujuan jangka pendek
Terbinanya iman (fitrah) individu hingga membuahkan amal saleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa:
a.     Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya.
b.     Selalu ada kebaikan (hikmah) di balik ketentuan (taqdir) Allah yang berlaku atas dirinya
c.     Manusia adalah hamba Allah, yang harus ber-ibadah kepada-Nya sepanjang hayat.
d.    Ada fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, jika fitrah iman dikembangkan dengan baik, akan menjadi pendorong, pengendali, dan sekaligus pemberi arah bagi fitrah jasmani, rohani, dan nafs akan membuahkan amal saleh yang menjamin kehidupannya selamat di dunia dan akhirat.
e.     Esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut, tetapi lebih dari itu adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkan dalam amal perbuatan.
f.      Hanya dengan melaksanakan syari’t agama secara benar, potensi yang dikaruniakan Allah kepadanya bisa berkembang optimal dan selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat
Sedangkan dari penjelasan mengenai bimbingan dan konseling menurut islam di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Bimbingan dan Konnseling Islam adalah untuk:
 a. Fungsi preventif, tindakan pencegahan dan pemeliharaan dimaksudkan agar perkembangan iman, islam,dan khsan yang telah dicapai individu tidak kembali ke posisi sebelumnya
 b. Fungsi kuratif, tindakan penyembuhan dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh negatif yang dapt merusak keimanan, keislaman, dan ikhsan yang ada pada individu

c. Fungsi preservative, tindakan pengembangan dimaksudkan agar iman, islam, dan iksan yan ada pada individu bisa semakin subur mendekati sempurna dan sekaligus terhindar dari kerusakan.
 d. Fungsi developmental.

2.  Landasan Bimbingan dan Konseling Islam
Proses pendidikan dan pengajaran agama dalam bahasa psikologi dikatakan sebagai ‘Bimbingan’. Para Nabi diutus untuk membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figure konselor yang sangat mumpu dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya setan.
Dari perspektif  bimbingan, islam memberikan pandangannya di dalam al-qur’an surah al-Baqarah ayat 2 yang menjelaskan mengenai dasar manusia untuk memberi petunjuk atau bimbinngan kepada orang lain:
Artinya: Kitab al-Qur’ann ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S al-Baqarah:2)
Sedangkan dari perspektif konseling, islam memberikan pandangannya di dalam surah al-Ashr ayat 1-3 yang bermuara pada manusia itu harus saling memberikan nasehat (konseling) satu sama lainnya:
Artinya: Demi masa. Sungguh mereka dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan saling menasehati supaya mengikuti kesabaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran. (Al – Ashr [103] 1-3)
Ayat ini menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing ke arah mana seseorang itu akan menjadi baik atau buruk.
 Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang bersifat filsafat dan keilmuan. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami.






















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau pitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Dari perspektif  bimbingan, islam memberikan pandangannya di dalam al-qur’an surah al-Baqarah ayat 2 yang menjelaskan mengenai dasar manusia untuk memberi petunjuk atau bimbinngan kepada orang lain:
Artinya: Kitab al-Qur’ann ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S al-Baqarah:2)
Sedangkan dari perspektif konseling, islam memberikan pandangannya di dalam surah al-Ashr ayat 1-3 yang bermuara pada manusia itu harus saling memberikan nasehat (konseling) satu sama lainnya:
Artinya: Demi masa. Sungguh mereka dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan saling menasehati supaya mengikuti kesabaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran. (Al – Ashr [103] 1-3)
Ayat ini menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing ke arah mana seseorang itu akan menjadi baik atau buruk.
Saran




DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 1979, Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang)
Saiful Akhiyar Lubis, 2007, Konseling Islami, Yogyakarta : Elsaq Press
Hallen, 2005, Bimbingan Konseling, Jakarta : Quantum Teaching
Masdar Helmy, 1973, Dakwah Dalam Alam Pembangunan Semarang: Toha Putra



[1] Arifin, 1979, Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang), hlm. 18
[3] Saiful Akhiyar Lubis, Konseling Islami, (Elsaq Press, Yogyakarta : 2007), h. 111
[4] Hallen, 2005, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching), hlm. 16-17

[5] Masdar Helmy, 1973, Dakwah Dalam Alam Pembangunan,(Semarang: Toha Putra), hlm. 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar